Menghitung Ongkos Kirim Paket
Menggunakan sebuah jasa pengiriman untuk mengirimkan paket barang yang akan di kirimkan tentunya ada biaya jasa tersebut yang dinamakan ongkos kirim atau biasa di singkat dengan ongkir, meskipun setiap jasa pengiriman selalu menghitung ongkos kirim dengan patokan per kilogram sehingga ada sebagian pelanggan mengira barang yang akan di kirim cukup dengan hanya di timbang padahal selain di timbang ada metode lain yang di gunakan yang mana itu tergantung jenis barang apa yang akan dikirim.
Dalam hal ini tentunya bisa menjadi satu kesalahpahaman antara pengguna dan penyedia dan juga mungkin membuat pelanggan keliru dalam mempersiapkan anggaran atau budget untuk biaya pengiriman dan bisa menjadi satu masalah.

Untuk mencegah timbul suatu masalah, ada baiknya bukan hanya pihak ekspedisi saja yang mengetahui sistem perhitungan ongkos kirim sebuah barang akan tetapi pengguna juga harusnya tahu selain untuk menghindari kesalahpahaman antara kedua belah pihak dan menghindari pelanggan yang merasa tertipu atau benar-benar di tipu.
Selain itu pelanggan/pengguna juga bisa mempersiapkan anggaran budget dari kantong pribadi maupun anggaran perusahaan dan instansi yang bersangkutan, dan yang paling penting menghindari adanya kesalahpahaman maupun kecurangan dalam perhitungan ongkos kirim tersebut yang mungkin bisa di lakukan oknum-oknum nakal yang mencari kesempatan akan ketidaktahuan dari pelanggan.

PROSES PENENTUAN PERHITUNGAN
sebelum menentukan ongkos kirim, pihak ekspedisi akan melakukan dua proses pengecek kan terhadap barang kirim tersebut untuk menentukan metode mana yang akan di pakai dalam perhitungan nantinya, dengan melalui dua proses yaitu;
- Menimbang paket dengan timbangan, paket di timbang dengan alat timbangan biasa untuk mengetahui bobot barang tersebut.
- Mengukur besar paket, paket di ukur Panjangnya, Tingginya dan juga lebarnya kemudian di hitung hasilnya dengan rumus PxLXT : 5000 = hasil
Setelah mendapat hasil dari kedua proses tersebut maka di perbandingkan dari kedua hasil tersebut yang mana jumlah yang paling besar itulah yang kan menjadi patokan perhitungan yang kemudian di kalikan dengan ongkos kirim perkilogram dari jasa ekspedisi tersebut.
CONTOH
Untuk lebih mudah di pahami kami maka kami akan memberikan 2 contoh perhitungan yang berbeda di bawah ini :
- PERHITUNGAN DENGAN UKURAN (VOLUME)
Pak Budi akan mengirimkan sebuah barang dari kota pontianak dengan tujuan kota Ketapang di provinsi kalimantan barat melalui jasa pengiriman ekspedisi Abi Xpress dengan memilih jenis pengiriman kilat dengan tarif ongkos kirim Rp. 7000/kg.
Setelah paket di serahkan kepada pihak Abi Xpress, petugas terus menimbang paket tersebut dengan timbangan, dan ternyata paket pak Budi tersebut beratnya 10kg, setelah itu petugas melakukan proses yang kedua yaitu mengukur paket tersebut dengan meteran untuk mengetahui Panjang Lebar dan juga Tinggi paket tersebut maka di ketahui ukuran paket tersebut dengan Panjang=70cm Lebar=50cm Tinggi=30cm. Untuk menentukan perhitungan yang mana yang akan dijadikan dasar untuk dikalikan dengan tarif ongkir maka petugas menggunakan rumus PxLxT:5000, maka 70 x 50 x 30 : 5000 = 21.
Setelah membandingkan dari kedua hasil tersebut yang mana hasil dari ukuran (21) lebih besar di bandingkan hasil dari menggunakan timbangan (10kg) maka yang di ambil adalah hasil ukuran yang di kalikan dengan tarif ongkos kirim yaitu Rp.7000/kg, maka hasilnya 21 x 7000 = 147.000, artinya ongkos kirim yang harus pak Budi bayarkan kepada pihak ekspedisi adalah Rp.147.000.
- PERHITUNGAN DENGAN AKTUAL (TIMBANGAN)
Bu Wati akan mengirimkan paket barangnya dari kota Pontianak dengan tujuan ke Sintang kalimantan barat melalui ekspedisi cepat Abi Xpress dengan tarif ongkos kirim Rp.6000/kg.
Setelah paket bu wati di serahkan kepada pihak kurir maka petugas melakukan pengecekkan tahap pertama yaitu menimbang paket bu wati tersebut dengan timbangan yang mana beratnya adalah 10kg, setelah itu di lakukan proses tahap kedua yaitu mengukur paket tersebut dengan meteran untuk mengetahui Panjang, Lebar serta Tinggi paket barang tersebut, maka di dapatilah ukuran paket bu Wati dengan Panjang=50cm Lebar=30cm dan Tinggi=30cm, lalu di gunakan rumus Panjang x Lebar x Tinggi : 5000, maka menjadi 50 x 30 x 30 : 5000 = 9.
setelah membandingkan hasil dari kedua proses tersebut yang mana yang lebih besar adalah dengan timbangan yaitu 10kg, maka yang akan dijadikan patokkan untuk di kalikan dengan tarif ongkos kirim adalah hasil timbangan 10 x 6000 = 60.000.
Artinya ongkos kirim paket yang harus bu Wati bayar kepada pihak jasa ekspedisi adalah Rp. 60.000.
Sekedar tambahan info untuk di ketahui pembaca bahwa ada beberapa ekspedisi menentukan minimal pengiriman yang berarti apabila barang yang akan di kirim kurang dari minimal pengiriman tersebut maka ongkos tersebut akan tetap di hitung minimal pengiriman dari patokkan ekspedisi tersebut akan tetapi jika barang yang akan di kirim melebihi dari patokkan minimal pengiriman maka akan terhitung sesuai berat/volume dari paketnya.
Contoh ; Jika ekspedisi mematok minimal pengiriman adalah 10 kilogram, jika anda paket yang akan anda kirim tidak sampai 10 kilogram maka ongkos kirimnya akan tetap di hitung 10 kilogram, akan tetapi jika paket anda berat/besarnya melebihi 10 kilogram maka ongkos kirim di hitung sesuai berat/besar paket anda.
Demikianlah cara menghitung ongkos kirim dari pihak jasa ekspedisi, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui metode penghitungan ongkos kirim.